BeritaDaerah

Yusdi Anra: Perlu Waktu Lama Meneliti Keturunan Sultan Jambi

AKSINEWS.COM – Akademisi Universitas Jambi Yusdi Anra mengaku perlu waktu lama meneliti sejarah untuk memastikan seseorang sebagai keturunan Sultan Jambi.

“Tidak mudah memastikan seseorang tersebut sebagai keturunan Sultan. Butuh banyak bukti yang autentik dan keterangan sejumlah saksi,” kata Yusdi.

Yusdi mengungkap pihaknya butuh waktu sekitar 20 tahun untuk memastikannya, sehingga penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

“Kita lakukan penelitian sekitar 20 tahun. Kita juga buat sebuah jurnal, selanjutnya menemukan sebuah surat yang ada stempel kerajaan. Stempel itu digunakan Sultan Thaha Syaifuddin untuk mengirim surat ke Sultan Turki Utsmaniyah. Surat itu isinya meminta ke Sultan Turki Utsmaniyah agar dapat membantu mempengaruhi Belanda agar tidak menyerang Jambi. Nah, jika ada surat yang ada cap stempel, maka dipastikan stempelnya juga ada,” jelasnya.

Barulah pada bulan November 2021, seseorang bernama Fuad mengeluarkan stempel tersebut. Kemudian, tim melakukan penelitian kembali. Setelah dipelajari berulang-ulang, pihaknya yakin, itu adalah stempel Sultan Thaha,” tegas Yusdi.

Tidak hanya itu, Yusdi bersama dengan tim tambah yakin setelah Fuad menunjukkan bukti-bukti lain lebih dari satu peti.

“Buktinya tidak sedikit, Fuad kemudian mengeluarkan bukti-bukti lainnya. Ada sebanyak 3 peti dikeluarkan,” ucapnya.

Setelah dapat bukti tambahan lainnya, Yusdi bersama tim kembali mengadakan penelitian dan mencari data pendukung dari sejumlah keluarganya dengan menelisik dan mengkritisi data dilingkup keluarganya.

“Kita telisik dan kritisi data dilingkup keluarganya untuk mencari kebenaran,” ujar Yusdi.

Dilansir dari sindonews.com, Minggu (10/8/2025), berdasarkan bukti-bukti sejarah dan dukungan dari para pecinta sejarah, seperti dari Universitas Jambi, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifuddin, Universitas Batanghari, Komunitas Batanghari Heritage dan lembaga lainnya, maka menegaskan bahwa Sayid Fuad bin Abdurrahman Baraqbah adalah Sultan Jambi Daarul Haq keturunan keempat dari pahlawan nasional Jambi Sultan Thaha Syaifuddin.

Menurut Yusdi, dukungan Sayid Fuad menjadi Sultan Jambi adalah murni dan tidak ada kepentingan politik apa pun.

Sayid Fuad menjelaskan bahwa penobatannya sebagai Sultan berdasarkan bukti-bukti sejarah yang sudah dilakukan penelitian sebelumnya.

“Ada bukti-bukti, seperti tambo atau silsilah keturunan yang ada di kita dan tersimpan di arsip nasional dan Leiden Belanda,” ungkapnya.

Sayid Fuad masih menyimpan beberapa peninggalan sejarah lainnya, seperti keris, plat bahu, kalung, gelang, rompi dan stempel, dari peninggalan Sultan Thaha Syaifuddin.

Kiam Radja Muda Tuan Guru DR (HC) Fekri Juliansyah Ph D yang juga Ketua Umum Himpunan Dzurriyat Radja Sultan se-Nusantara mengatakan penobatan Yang Maha Mulia Sultan Sayid Fuad bin Abdurrahman Baraqbah sebagai Sultan Jambi Daarul Haq ke 22 ini sungguh dinantikan bersama sebagai kebangkitan raja-raja, sultan-sultan di kawasan Melayu Raya.

“Jambi adalah salah satu Kesultanan Melayu, karena itu kita berharap kepada Sultan Jambi agar dapat mengembalikan lagi marwah kesultanan Jambi menuju kejayaan Melayu, kejayaan Nusantara dan seluruh kerajaan Islam di dunia,” ujarnya.

Sebagai Ketua Umum, dia juga mengharapkan Pemerintah Provinsi Jambi untuk mendukung keberlangsungan eksistensi kesultanan Jambi. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *