Suara Erangan Keras Dalam Festival Sex Telah Membuat Warga Desa Murka
AKSINEWS.COM – Festival seks terbesar di desa Allington, Lincolnshire, Inggris, memicu munculnya banyak keluhan dan membuat warga murka karena kerap terdengar suara erangan keras.
Festival Swingathon yang kontroversial tersebut menghadirkan lebih dari 1000 peserta dan berlangsung selama tiga hari dengan mematok biaya US$263 atau sekitar Rp4,3 juta untuk setiap orang.
Desa Allington di Lincolnshire sendiri merupakan desa yang terbilang kecil, dengan penduduk hanya 897 orang.
Festival kali ini memasuki edisi kelima, di mana Swingathon dirancang untuk individu dan pasangan yang menganut hubungan terbuka, termasuk anggota komunitas LGBTQ+. Acara ini menawarkan akomodasi glamping, musik live, set DJ, dan lokakarya tentang kesehatan seksual.
Meski jaminan dari penyelenggara mengenai peningkatan kedap suara dan kebersihan, penduduk desa mengungkapkan kemarahan. Beberapa warga menggambarkan diri mereka “tersiksa oleh erangan keras” sepanjang akhir pekan dan mengecam acara tersebut sebagai aktivitas yang menodai citra desa.
“Allington sekarang disebut ibu kota swingers Inggris,” kata seorang warga lanjut usia. “Kebanyakan dari kami di sini sudah tua dan terkejut bahwa desa kami yang damai dipilih untuk ini,” sambungnya.
Dikutip dari CNN Indonesia, Senin (28/7/2025), yang dilansir New York Post, DJ acara, Kerry Voellner, mengatakan penyelenggara telah berupaya meningkatkan kondisi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kami telah membuat kedap suara lebih baik dan menjaga semuanya sebersih dan sehigienis mungkin,” ujarnya.
Penyelenggara Swingathon, Matt Cole, membela acara tersebut, mengklaim tidak menyebabkan gangguan sekitar. “Sulit untuk mendengar apa pun kecuali Anda berada di dalam lokasi acara,” katanya.
Penyelenggara menyediakan sekitar 4.000 kondom dan menawarkan alat tes IMS (Infeksi Menular Seksual) gratis, dengan sekitar 50 persen peserta dilaporkan menggunakannya.
Meskipun mendapat penolakan keras dari masyarakat, penyelenggara memperkirakan jumlah kehadiran akan berlipat ganda tahun depan. Didirikan pada tahun 2020, Swingathon kini mencakup musik, lokakarya, dan kios, menyambut orang-orang dari komunitas LGBTQ+ dan kink.
Namun penduduk setempat tetap menentang, menyebut acara itu “jorok” dan mengklaim tidak diterima di komunitas pedesaan mereka yang tenang. SW