BeritaNasional

Genjot Produksi Minyak, Pertamina Hulu Energi Sosialisasikan Konsep Kerja Sama Pengelolaan Sumur Idle

AKSINEWS.COM – Pemerintah melalui Pertamina Hulu Energi (PHE) berupaya meningkatan produksi minyak untuk mewujudkan Asta Cita ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Memperkuat fondasi sektor migas ini PHE menggelar Sosialisasi Konsep Kerja Sama Pengelolaan Kemitraan Sumur Idle kepada Calon Mitra/Provider Teknologi di Lingkungan PT Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream Batch – 2 digelar di Bina Karna Auditorium, Bidakara, Jakarta, Rabu (10/9).

Direktur Pengembangan & Produksi, Mery Luciawaty, mengatakan PHE sebagai Subholding Hulu Pertamina terus mendukung pencapaian target nasional sesuai agenda pemerintah.

“Target produksi minyak bumi pemerintah Tahun 2025 adalah 605.000 barel per hari dan 610.000 barel per hari (BOPD) untuk tahun 2026,” kata Mery.

Mery menambahkan terkait peran aktif yang terintegrasi, bahwa PHE berupaya menjadikan pengoperasian hulu migas lebih tangguh, adaptif, serta ramah lingkungan, tanpa mengabaikan aspek tata kelola yang baik.

Sementara itu, Direktur PT. Jambi Indoguna Internasional (JII), Muhammad Ganda Wijaya, dalam sosialisasi tersebut mengatakan bahwa mengaktifkan kembali sumur yang sebelumnya tidak produktif dapat berkontribusi signifikan terhadap target produksi minyak bumi.

“Sumur idle adalah aset eksisting yang memiliki potensi cadangan minyak yang tersisa. Reaktivasi adalah cara untuk memaksimalkan nilai aset tersebut,” katanya.

Ganda menambahkan, bahwa peningkatan produksi migas akan memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor energi.

Diketahui sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah memberikan instruksi tegas kepada seluruh pihak terkait untuk segera merealisasikan program reaktivasi sumur minyak ini.

“Saya perintahkan sumur-sumur idle yang dikuasai KKKS kalau tidak dijalankan, kita cabut izinnya,” tegasnya saat menjadi pembicara di Progam Executive Course on Strategic Management and Leadership Cohort-4 Universitas Pertahanan, di Jakarta, dikutip esdm.go.id, Senin (26/8).

Potensi produksi tambahan yang cukup besar dari sumur-sumur idle ini. “Dengan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, kita dapat meningkatkan produksi migas secara signifikan tanpa perlu melakukan eksplorasi baru yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar,” ungkap Bahlil.

Saat ini, dari total 44.985 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 16.990 sumur yang masuk pada kriteria idle well. Namun demikian, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivikasi karena sesuatu dan lain hal, seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal seperti masalah masyarakat.

Reaktivasi sumur idle merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Meningkatnya produksi migas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan devisa negara. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *