BRIN Dorong Penguatan Ekosistem AI Lewat Kolaborasi Global dengan APCTP

AKSINEWS.COM – Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin menjadi katalis transformasi global. Menyadari peran strategisnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Direktorat Pengembangan Kompetensi berkolaborasi dengan Asian Pacific Center for Theoretical Physics (APCTP) belum lama ini menyelenggarakan Training Course on Artificial Intelligence (AI) for Complex Systems di Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun Bandung.
Kegiatan dirancang tidak hanya sebagai ajang pelatihan teknis, tetapi juga sarana memperluas jejaring global, pertukaran pengalaman, serta membuka jalan bagi kolaborasi riset lintas disiplin.
“Narasumber yang terlibat merepresentasikan berbagai bidang, dari komputasi, sains data, atmosfer, hingga fisika. Hal ini menunjukkan betapa AI kini menembus hampir seluruh cabang ilmu,” ujar Dr. Esa Prakarsa, Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN.
Dilansir dari brin.go.id, Sabtu (30/8), pelatihan menghadirkan fasilitator dari berbagai pusat riset BRIN, Universitas Indonesia, serta mitra internasional Pukyong National University dan Sejong University dari Korea Selatan. Kolaborasi lintas bidang ini memberi pesan penting bahwa pemanfaatan AI tidak lagi terbatas pada satu sektor, melainkan sudah menjadi fondasi riset multidisiplin.
Adhi Harmoko Saputro Akademisi dari Universitas Indonesia menekankan perlunya kelanjutan dalam bentuk kolaborasi riset dan inovasi. pelatihan ini diharapkan tidak berhenti pada transfer ilmu semata.
“AI harus dimanfaatkan untuk mengubah pendekatan kita dari yang berbasis empiris menjadi berbasis pemodelan AI, sehingga hasilnya lebih cepat dan tepat dalam memecahkan masalah,” katanya.
Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, Budi Prawara, menegaskan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya sistematis BRIN meningkatkan kapasitas SDM Iptek di bidang AI.
“Peserta dibekali dasar-dasar machine learning, deep learning, natural language processing, hingga penerapan AI di biomedis, big data, spasial, dan iklim. Harapannya, talenta riset kita semakin berdaya saing dan siap berkontribusi di level nasional maupun internasional,” jelasnya.
Yuyun dari PRSDI BRIN, sebagai salah satu pemateri menyoroti besarnya potensi sekaligus tantangan AI. “AI mampu mengenali pola tersembunyi, melakukan prediksi, dan menyajikan simulasi untuk mendukung pengambilan keputusan. Namun, kita juga perlu waspada terhadap risiko bias, disinformasi, hingga regulasi yang belum memadai,” tegasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek BRIN, Edy Giri Rachman Putra menekankan posisi BRIN dalam ekosistem riset. “BRIN memiliki tiga fungsi utama, yakni penyedia rekomendasi kebijakan, agency interaksi antar-periset, serta penyedia dukungan infrastruktur dan pendanaan riset, termasuk mobilitas SDM,” ungkapnya.
Srategi pengembangan SDM riset kini diperkuat lewat Manajemen Talenta Nasional. Skema ini diarahkan untuk pembinaan dan pengembangan peneliti muda agar mampu bersaing di kancah global.
“Pelatihan seperti ini menjadi bagian dari platform kolaborasi nasional, untuk memperkuat kapasitas sekaligus membuka akses bagi peneliti kita berjejaring di tingkat dunia,” pungkasnya.
Kolaborasi BRIN–APCTP memandang AI tidak hanya diposisikan sebagai teknologi, tetapi juga sebagai jembatan untuk memperkuat riset multidisiplin, meningkatkan kompetensi peneliti muda, serta memperluas peran Indonesia dalam lanskap riset global. (red)