Badan Gizi Tak Ingin Ganti MBG dengan Bantuan Uang Tunai
AKSINEWS.COM – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana tidak ingin program Makan Bergizi Gratis (MBG) diganti dengan pemberian bantuan uang tunai. Ia menilai, pemberian uang tunai untuk rakyat yang membutuhkan sudah diwakili oleh Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Program MBG sudah didiskusikan dan dirancang sejak lama oleh Presiden Prabowo Subianto. “Program ini dirancang, sudah diskusi lama, untuk intervensi pemenuhan gizi. Uang tunai sudah ada, Bantuan Langsung Tunai. Jadi kita tidak ingin melakukan itu,” kata Dadan usai konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, dikutip dari kompas.com, Selasa (23/9).
Dadan beralasan, pemberian uang tunai justru akan mempermudah penyelewengan, seperti kasus di Sumatera Utara, ketika salah seorang warga memanfaatkan dana bantuan dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) milik anak untuk membayar hal lain, bukan SPP sekolah.
Program MBG dijalankan untuk meningkatkan dan memutarkan rantai pasok ekonomi desa hingga terbentuk ekosistem. “Kita ingin membangun rantai pasok, membentuk ekosistem. Satu SPPG (dapur umum) itu akan mendorong kemandirian pangan lokal dan ketahanan pangan lokal,” ucapnya.
Setiap SPPG membutuhkan sekitar 5 ton beras. Beras diserap dari daerah setempat, maupun daerah penghasil beras. Petani mendapat permintaan tinggi sehingga nilai tukarnya pun terjaga.
“Satu SPPG itu setiap bulan butuh 5 ton beras. Itu setara dengan 10 ton gabah kering giling. Jadi berapa hektar? Ada 2 hektar luas panen yang dimanfaatkan untuk satu SPPG,” jelas Dadan. (red)