AS Berada di Jalur Perang dengan Rusia
AKSINEWS.COM – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev kesal dengan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membatalkan pertemuan puncaknya dengan Presiden Vladimir Putin di Budapest, Hungaria. Tak hanya itu, pemerintah Trump juga menjatuhkan sanksi kepada perusahaan minyak Rusia.
Medvedev mengatakan tindakan pemerintah Trump tersebut menunjukkan bahwa Washington berada di jalur perang dengan Moskow.
“AS adalah musuh kita, dan ‘pembawa damai’ mereka yang banyak bicara kini telah sepenuhnya memulai jalur perang dengan Rusia,” tulis Medvedev di Telegram, Kamis (23/10/2025), merujuk pada Trump.
“Keputusan yang diambil adalah tindakan perang terhadap Rusia. Dan sekarang Trump telah sepenuhnya berpihak pada Eropa yang gila,” lanjut mantan presiden Rusia tersebut, seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya, Trump memutuskan untuk membatalkan rencana pertemuan puncaknya dengan Putin di Budapest, Hungaria. Alasannya, dia tidak yakin perundingan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina tersebut akan membuahkan hasil yang diinginkan pada tahap dialog ini.
Trump membuat pengumuman tersebut dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte di Gedung Putih pada hari Rabu. Dia mengatakan bahwa rencana pertemuan puncak di Hungaria terasa tidak tepat.
“Rasanya kami tidak akan mencapai tujuan yang seharusnya, jadi saya membatalkannya,” katanya. “Saya tidak ingin pertemuan yang sia-sia,” katanya lagi.
“Saya tidak ingin membuang-buang waktu, jadi kita lihat saja nanti,” imbuh dia.
Namun, Trump tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan pembicaraan dengan Moskow di kemudian hari.
“Tetapi kami akan melakukannya pertemuan puncak di masa mendatang,” ujarnya, tanpa menyebutkan kapan atau di mana pertemuan semacam itu akan berlangsung.
Pernyataan Trump muncul tak lama setelah Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi tambahan terhadap Rusia, dengan alasan kurangnya komitmen serius terhadap proses perdamaian.
Sanksi tersebut menargetkan dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, serta anak perusahaan mereka.
Namun, Trump mengakui bahwa dia tidak yakin apakah sanksi baru tersebut akan mengubah sikap Rusia terhadap perangnya di Ukraina.
“Semoga dia Putin akan bersikap masuk akal, dan semoga [Volodymyr] Zelensky dari Ukraina juga akan bersikap masuk akal,” katanya. “Butuh dua orang untuk berdansa tango.”
Rencana pertemuan puncak (KTT) Putin-Trump pertama kali diumumkan minggu lalu setelah kedua pemimpin berbicara melalui telepon, meskipun belum ada tanggal spesifik yang ditetapkan.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan pertemuan Rusia-AS harus didahului dengan persiapan serius, dan menekankan bahwa pertemuan puncak antara kedua pemimpin tidak boleh disia-siakan, karena kedua presiden terbiasa bekerja untuk mencapai hasil.
Kremlin belum berkomentar atas langkah Trump yang membatalkan pertemuannya dengan Putin.
SindoNews

